Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP)
Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP) - Hallo sahabat Balakutak Racing, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Alternatif Kuliah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.Judul : Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP)
link : Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP)
Sebelum masuk ke spesifikasi universitasnya, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai konsep Geodesi itu sendiri. Secara sederhana, jurusan ini adalah salah satu bidang keilmuan teknik (engineering) yang mempunyai spesialisasi pada pemetaan permukaan bumi, mulai dari darat (terestris dan penginderaan jauh satelit), topografi dasar laut (batimetri), penentuan posisi secara relatif terhadap letak satelit (GPS), hingga pemodelan muka bumi menggunakan muka laut rata-rata (Mean Sea Level). Geodesi berkorelasi dengan perencanaan pembangunan, penanganan dan mitigasi bencana, sampai pengembangan aplikasi pemetaan berbasis pemrograman komputer menggunakan platform mobile maupun web.
Jurusan Teknik Geodesi merupakan bagian dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP), salah satu dari 19 jurusan yang ada di fakultas tersebut. Meski relatif masih baru, namun lulusan dari kampus ini hampir tidak pernah mengalami masalah dari segi penerimaan di lapangan kerja. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena hanya ada empat universitas negeri yang menyelenggarakan program studi Teknik Geodesi yaitu ITB, UGM, ITS, dan UNDIP, sedangkan lulusan yang ditelurkan masing-masing universitas setiap tahunnya hanya beberapa persen dari kebutuhan di Indonesia.
UNDIP baru menyelenggarakan tingkat S-1 untuk program studi Teknik Geodesi. Dalam satu periode kuliah terdapat delapan semester, dimana secara praktis dapat dispesifikasikan untuk semester 1-3 terfokus pada pemetaan terestris (ilmu ukur tanah menggunakan waterpass dan theodolit, pembuatan kerangka horizontal dan vertikal, dan pemetaan digital menggunakan Total Station), semester 4-5 mempelajari penginderaan jauh satelit dan Sistem Informasi Geografis (biasanya berupa penggunaan software ER Mapper dan ArcGIS), semester 6 menyentuh teknik batimetri dalam survey hidrografi, dan semester 7 cukup variatif, mulai dari mempelajari sistem GPS (Global Positioning System), penetapan batas wilayah negara dan daerah, hingga dasar-dasar ilmu pengukuran kadastral atau pertanahan.
Lulusan Geodesi dapat bekerja di berbagai tempat. Sebagai seorang surveyor, alumni Geodesi dapat menempatkan diri di perusahaan pertambangan atau migas –inilah lahan uang bagi seorang geodet– atau di perusahaan konstruksi (kontraktor). Di jajaran instansi pemerintah, Bakosurtanal (sekarang Badan Informasi Geospasial atau BIG), LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), atau BPN (Badan Pertanahan Nasional) adalah alternatif-alternatif favorit lulusan Geodesi. Jika memiliki kemampuan pada bidang pemrograman komputer, seorang geodet akan mempunyai nilai lebih pada pengembangan aplikasi pemetaan. Kemampuannya ini bisa ia eksplorasi di perusahaan konsultan pemetaan, selain tentunya kemampuan dasar lainnya seperti Penginderaan Jauh atau SIG. Ketika seorang geodet mampu melengkapi ilmu spasialnya dengan pemrograman komputer, perusahaan mana yang tidak tertarik merekrutnya?
Lulusan S-1 Teknik Geodesi akan memiliki gelar Sarjana Teknik (ST). Dengan prosentase kebutuhan negara ini dan lulusan yang dihasilkan universitas setiap tahunnya yang tidak berimbang dimana kebutuhan yang dimiliki perusahaan dan pemerintah jauh lebih besar dari jumlah alumni Geodesi yang tersedia, maka bisa dipastikan, Teknik Geodesi adalah jaminan masa depan yang cukup menjanjikan.
Tidak Ada Komentar